Episode Dua Bunga

Wahai dua bunga yang cantik, teratai dan edelweiss, aku ingin bertanya pada kalian :


Hei, teratai, kenapa kau sungguh sombong sekali, engkau menegakkan bungamu setinggi-tingginya, hingga menutupi tanaman lain yang lebih rendah. Apa kamu memamerkan mahkotamu yang merekah?
Lalu teratai menjawab, "Aku tidak sombong. Ini caraku untuk bertahan hidup. Tuhan menganugerahiku seperti ini. Apakah aku berkuasa untuk menolak? Lebah-lebah pun menghampiri putikku untuk penyerbukan. Kita memiliki hubungan simbiosis mutualisme, bukan?"
Tapi, aku merasa seperti setangkai bunga teratai yang sangat membutuhkan air. Apabila air tak ada, aku akan kekeringan dan membusuk perlahan-lahan, lalu menyatu dengan bumi. Apakah dia tahu, dia adalah air-ku...
Anggap saja saya edelweiss :)
Hei edelweiss, kau sungguh beruntung berada di bumi ini. Kau cantik dan sering diabadikan dimana-mana. Indah dan abadi, seakan tak pernah mati...
Lalu edelweiss menjawab, "Aku indah, tapi bukan berarti aku tak pernah mati. Kau mungkin tak pernah tahu, setangkai edelweiss kering takut dengan air. Edelweiss hidup di suhu yang kering."
Kadangkala aku merasa pula seperti edelweiss kering. Ya, cintaku kepadamu abadi, laksana edelweiss yang tak pernah rontok bertahun-tahun ketika diawetkan. Akan tetapi ketika air datang, maka edelweiss kering itu akan hancur, rusak, dan berjamur. Sehingga rusaklah perasaan itu.
Ah, kadangkala cinta memang sulit. Indah tapi mudah sekali hancur.
Ingat, dirimu bisa menjadi air bagi teratai maupun edelweiss kering...

Unesia Drajadispa

No comments: